Senin, 24 Desember 2012

Kajian Tafsir

Tafsir Surah Ali ‘Imran (52-54): Kaum Hawari: Penolong Nabi Isa  

www.majalah-alkisah.com Setiap nabi memiliki penolong di kalangan umatnya dalam menyampaikan dakwah ke jalan Allah dan menegak­kan­nya. Salah seorang nabi yang para pe­nolongnya diceritakan dalam Al-Qur’an adalah Nabi Isa. Ayat 52 dan 53 surah Ali ‘Imran yang akan kita kaji berikut ini meng­­isahkan ihwal kaum Hawari (ja­mak­nya Hawariyyun atau Hawariyyin), para pe­nolong beliau itu. Sedangkan kan­dung­an ayat 54 menegaskan bah­wa, mes­kipun orang-orang kafir berusa­ha mem­per­daya­kan Nabi Isa dan ingin mem­bunuh­nya, Allah menyelamatkan­nya dan mem­balas tipu daya mereka. Ma­rilah kita perhatikan ayat-ayat terse­but dan kita simak pula penafsiran yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya.


Allah SWT berfirman:

Maka tatkala Isa mengetahui keing­kar­an mereka (Bani lsrail), berkatalah dia, “Siapakah yang akan menjadi pe­nolongku untuk (menegakkan agama) Allah?”

Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu ma­sukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (ten­tang keesaan Allah).” Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah mem­balas tipu daya mereka itu, dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Firman Allah Ta‘ala yang artinya, “Tatkala Isa mengetahui keingkaran me­reka,” yakni tatkala Nabi Isa merasa­kan bahwa mereka tetap dalam kekafiran dan terus-menerus dalam kesesatan, maka ia berkata, “Siapakah yang akan menjadi penolongku dalam dakwah ke­pada Allah?” Maksudnya, siapakah yang akan menolongku dalam dakwah kepada Allah?
Ini sebagaimana yang Nabi SAW katakan pada musim haji sebelum beliau berhijrah, “Siapa orang yang akan me­nolongku sehingga aku dapat menyam­paikan perkataan Tuhanku, karena kaum Quraisy telah mencegahku dari menyampaikan perkataan Tuhanku.”
Demikianlah, sampai beliau menda­pat­kan orang-orang yang membantu dan menolong beliau, dan beliau berhij­rah ke tempat mereka, yakni ke Madi­nah, tempat penolong beliau (kaum Anshar) berada.
Kemudian dalam ayat selanjutnya di­katakan yang artinya, “Kaum Hawari ber­kata, ‘Kamilah penolong-penolong Allah. Kami beriman kepada Allah dan persaksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan kami pun mengikuti Rasul. Karena itu, masuk­kan­lah kami ke dalam orang-orang yang memberikan kesaksian’.”
Berkaitan dengan firman Allah yang artinya, “Karena itu, masukkanlah kami ke dalam orang-orang yang memberi­kan kesaksian,” Ibnu Abi Hatim meri­wayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia ber­kata, “Yakni bersama umat Muhammad SAW.”
Kemudian Allah Ta‘ala berfirman ten­tang segolongan Bani Israil yang ber­niat menyerang Isa AS, bermaksud men­celakakan, dan menyalibnya. Yaitu, tatkala mereka sudah demikian benci kepadanya dan mengadukannya ke­pada raja pada masa itu yang kafir. Me­reka mengadukan, “Ada seorang laki-laki yang menyesatkan manusia, mema­lingkan mereka dari menaati raja, dan me­rusak rakyat, serta dia pun anak pe­zina.” Demikianlah sampai mereka da­pat membangkitkan kemarahan raja. Maka ia pun mengirim orang untuk me­nangkap dan menyalib Isa.
Setelah mereka mengepung rumah­nya dan mereka menyangka telah ber­hasil untuk menangkapnya, Allah Ta‘ala menyelamatkan Isa dari kepungan me­reka, mengangkatnya ke langit, serta menyerupakan salah seorang penge­pung dengan Isa sehingga mereka me­yakini bahwa orang itu adalah Isa sung­guhan, padahal bukan. Maka mereka pun menangkap, menghinakan, menya­lib, dan memaku pasak di kepala orang yang mereka sangka sebagai Isa. Yang demikian ini merupakan tipu daya Allah terhadap mereka. Sesungguhnya Dia telah menyelamatkan nabi-Nya ser­ta mengangkatnya dari tengah-tengah mereka, dan membiarkan para penge­pung itu berada dalam kesesatannya.
Mereka meyakini bahwa mereka telah mendapatkan apa yang mereka cari. Allah membiarkan hati mereka ke­ras dan me­nentang kebenaran, dan me­reka kemudi­an terus berada dalam ke­hinaan hingga hari akhir kelak. Karena itulah, kemudian Allah berfirman yang artinya, “Mereka mem­buat tipu daya dan Allah pun memba­las tipu daya mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar